Jakarta (ANTARA) – Presiden Joko Widodo mengatakan hubungan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Tiongkok dapat menghasilkan kerja sama yang nyata jika ada rasa saling percaya satu sama lain.Kepercayaan dan kerja sama konkrit inilah yang dapat menjadi kekuatan positif bagi stabilitas dan perdamaian kawasan, kata Jokowi saat membuka KTT ASEAN-China ke-23 di Jakarta, Rabu.
Tiongkok telah menjadi mitra dialog ASEAN sejak tahun 1996. Pada tahun 2021, ASEAN dan Tiongkok akan meningkatkan hubungan mereka ke tingkat kemitraan strategis yang komprehensif.
Jokowi mengatakan, hubungan tersebut harus dimaknai dengan mewujudkan kerja sama konkrit yang saling menguntungkan.
Pernyataan Jokowi tersebut disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan antara China dan sejumlah negara anggota ASEAN terkait Laut Cina Selatan.
Baca juga: Presiden Jokowi Pimpin Rangkaian Pertemuan ASEAN dengan Mitra
Tiongkok pada tanggal 28 Agustus merilis Peta Standar Tiongkok Edisi 2023, yang dianggap banyak orang menunjukkan klaim sepihak Tiongkok atas perairan tersebut.
Malaysia, Vietnam dan Filipina menolak peta baru Tiongkok.
Indonesia sebagai Ketua ASEAN 2023 mengambil inisiatif untuk mempercepat proses perundingan kode etik (CoC) di Laut Cina Selatan yang disengketakan.
Pedoman percepatan tersebut telah diadopsi pada pertemuan para Menteri Luar Negeri ASEAN dan Ketua Dewan Kebijakan Luar Negeri Tiongkok Wang Yi di Jakarta pada 13 Juli, dan rencananya akan disahkan oleh para pemimpin pada KTT ASEAN-Tiongkok.
Selain perundingan CoC, Indonesia akan terus mendorong peningkatan kerja sama maritim praktis antara ASEAN dan Tiongkok sebagai upaya meningkatkan rasa saling percaya dan menjaga perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan, kata Kementerian Luar Negeri RI.
Baca juga: Mengingat Efektivitas Pesan Kuat ASEAN Terhadap Junta Myanmar
Wartawan : Shofi Ayudiana
Redaktur: Jafar M Sidik
HAK CIPTA © ANTARA 2023