NEWS

JK: Negara-negara besar harus bisa menghentikan perang Hamas-Israel

JK: Negara besar harus bisa menghentikan perang Hamas-Israel

Tidak mudah mengirimkan bantuan karena diblokade.

Jakarta (ANTARA) – Wakil Presiden periode 2004–2009 dan 2014–2019 Muhammad Jusuf Kalla berharap negara-negara besar seperti Amerika, negara-negara Arab, dan juga Eropa dapat turut andil dalam menghentikan perang antara Hamas dan Israel.“Perang ini tentu merupakan perang lama, sebenarnya konflik ini sudah ada sejak 75 tahun, bahkan mungkin berabad-abad. Nah, agar negara-negara besar seperti Amerika, negara-negara Arab, Eropa bisa menjaganya agar ada akhir dari konflik tersebut. perang itu sendiri. Itu harapan kita,” kata Jusuf Kalla di Jakarta, Sabtu.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) mengatakan pihaknya telah menggelar pertemuan untuk mencari cara terbaik mengirimkan bantuan ke Palestina.

“Ya, mengirim bantuan itu tidak mudah karena diblokade. Kita sudah rapat bagaimana cara mengirim bantuan ke sana, dan ini tidak mudah,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan mengakhiri siklus kekerasan, melindungi warga sipil, dan mencegah bencana kemanusiaan yang lebih parah di Palestina merupakan prioritas mendesak.

Hal tersebut disampaikan Menlu Retno Marsudi dalam percakapan telepon dengan Menlu Arab Saudi Faisal bin Farhan Al Saud, Menlu Uni Emirat Arab Abdullah Bin Zayed Al Nahyan, Menlu Mesir Sameh Shoukry, dan Menlu Palestina Riyad Al-Maliki.

“Saya berbicara dengan Menteri Luar Negeri Arab Saudi, UEA, Mesir, dan Palestina terkait situasi mengkhawatirkan di Gaza,” cuit Retno Marsudi di platform X, Sabtu.

Baca juga: Babak Baru yang Berbahaya dalam Perang Hamas-Israel
Baca juga: PM Netanyahu Sebut Serangan Israel ke Jalur Gaza ‘Hanya Permulaan’

Selain itu, Retno Marsudi juga membahas masalah Palestina dalam pertemuan bilateral di Jakarta dengan Menteri Luar Negeri Brazil Mauro Vieira yang juga menjabat sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB pada bulan Oktober.

Konflik Palestina-Israel sudah berlangsung sejak Sabtu pekan lalu ketika Hamas mulai melancarkan Operasi Badai Al Aqsa, yaitu serangan mendadak dari segala arah, termasuk serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara.

Hamas mengungkapkan bahwa operasi tersebut merupakan respons terhadap penyerbuan Masjidilaksa di wilayah pendudukan Yerusalem Timur, dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Israel terhadap warga Palestina.

Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk menyasar Hamas di Jalur Gaza. Tindakan pembalasan tersebut meluas hingga memutus pasokan air dan listrik ke Jalur Gaza, sehingga memperburuk kondisi kehidupan di wilayah yang terkepung tersebut sejak tahun 2007.

Hingga Jumat (13/10) sebanyak 1.843 warga Palestina dinyatakan tewas, dan 7.138 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel yang dilancarkan pasca Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober. Sementara itu, Israel kehilangan 1.200 nyawa akibat serangan Hamas.

Wartawan: Cahya Sari
Editor : D.Dj. Kliwantoro
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version