Tapi kami tidak menentangnya, karena di dalamnya banyak hal yang sangat bermanfaat dan penting, oleh karena itu kami pantang menyerah.
LONDON (Reuters) – Inggris tidak mendukung resolusi terbaru PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan yang mendesak di Gaza karena “tidak ada kecaman terhadap Hamas,” kata seorang menteri pada Selasa.Menanggapi pertanyaan wakil rakyat di parlemen, Andrew Mitchell, Menteri Pembangunan Internasional dan Afrika, menjelaskan bahwa Inggris merasa tidak mampu mendukung resolusi yang didukung 13 anggota Dewan Keamanan, sedangkan Inggris abstain dan AS memveto resolusi tersebut.
“Banyak hal baik dalam resolusi yang didukung Inggris, tapi tidak ada kecaman terhadap Hamas. Dan karena itu, kami merasa tidak bisa mendukungnya,” ujarnya.
“Tapi kami tidak menentangnya, karena di dalamnya banyak hal yang sangat bermanfaat dan penting, makanya kami abstain,” imbuhnya.
Mitchell mengatakan situasi di Gaza tidak bisa berlanjut. Dia mengakui bahwa skala kematian warga sipil dan pengungsian di Gaza sangat mengejutkan.
“Meskipun Israel mempunyai hak untuk mempertahankan diri dari teror, memulihkan keamanan dan memulangkan sandera, Israel harus mematuhi hukum internasional dan mengambil semua tindakan yang mungkin untuk melindungi warga sipil,” katanya.
Baca juga: Majelis Umum PBB Gelar Sidang Darurat Bahas Gencatan Senjata di Gaza
Saat menyatakan sikap Inggris yang menyerukan jeda kemanusiaan lebih lanjut dan lebih lama di Gaza, ia menegaskan kembali sikap Inggris dalam mencapai kemajuan menuju solusi dua negara, “penyelesaian yang dinegosiasikan yang mengarah pada keberadaan Israel yang aman dan tenteram di samping negara Palestina yang layak dan berdaulat. .”
Ketika ditanya kapan Inggris akan bergabung dengan negara-negara lain yang menyerukan gencatan senjata permanen di wilayah kantong yang terkepung, Mitchell memperingatkan bahwa mereka mendukung jeda tetapi bukan gencatan senjata, dan mendefinisikannya sebagai hal yang “sama sekali tidak masuk akal.”
Gaza harus dikuasai Palestina
Mengenai serangan Israel, Mitchell menegaskan kembali dukungan Inggris terhadap “hak membela diri” Israel, namun menambahkan bahwa semua pihak harus mematuhi hukum kemanusiaan internasional.
“Kami terus mengidentifikasi dan mencari mekanisme untuk memastikan tidak ada impunitas dalam masalah ini, dan akan ada transparansi dalam tindakan yang diambil oleh pihak berwenang.”
Baca juga: Hak Asasi Manusia Palestina Minta Israel Akhiri Pemindahan Paksa Warga Gaza
Menegaskan bahwa “Gaza harus berada di bawah kendali Palestina,” ia menambahkan bahwa “Hamas tidak memiliki tempat” di masa depan Gaza.
Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, melakukan pengepungan dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober.
Setidaknya 18.205 warga Palestina telah tewas dan 49.645 lainnya terluka dalam serangan Israel sejak saat itu, sementara Israel telah kehilangan 1.200 nyawa.
Saat ditanya mengenai inisiatif pemberian sanksi terhadap pemukim Israel yang terbukti bersalah, Mitchell mengatakan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron telah membicarakan masalah ini dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.
“Pemerintah selalu menekankan dengan jelas bahwa pemukiman ini ilegal menurut hukum internasional,” tambahnya.
Ketegangan meningkat di Tepi Barat di tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 275 warga Palestina dan 3.730 lainnya ditahan.
Baca juga: Israel Siap Lanjutkan Pembicaraan Pertukaran Tahanan
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Redaktur: Jafar M Sidik
HAK CIPTA © ANTARA 2023