Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Indonesia dan Malaysia menegaskan komitmennya untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang, mulai dari penyelesaian perundingan perbatasan hingga masalah ekonomi.Komitmen tersebut ditegaskan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.
“Karena sebagai negara tetangga dekat tidak ada pilihan lain bagi kita (kecuali) membangun kerja sama yang kuat,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Terkait persoalan perbatasan, Retno mengatakan kedua negara akan berupaya menyelesaikan perundingan yang belum selesai, baik perundingan perbatasan darat maupun laut, sesuai dengan kesepakatan antara Presiden Indonesia Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim pada Juni lalu.
Selain itu, Retno juga berdiskusi dengan Hasan tentang pentingnya hak anak pekerja migran Indonesia di Malaysia untuk mengakses pendidikan.
“Itu sudah ada selama ini pusat pembelajaran masyarakat “Di Sabah dan Sarawak, kami berharap CLC ini juga diadakan di wilayah Peninsula (Malaysia),” ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar mekanisme bilateral khusus untuk membahas masalah pekerja migran antara Indonesia dan Malaysia dapat segera dilaksanakan.
Sementara di bidang perekonomian, Retno menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk terus memperkuat kerja sama ekonomi dengan Malaysia – sebagai salah satu mitra perdagangan dan investasi terbesar Indonesia.
“Dan kami juga membahas bagaimana mengoptimalkan ekonomi perbatasan,” ujarnya.
Kunjungan Mohamad Hasan ke Indonesia merupakan yang pertama sejak ia dilantik menjadi Menteri Luar Negeri Malaysia pada 12 Desember 2023.
Sebelumnya, Hasan menjabat Menteri Pertahanan pada pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.
Baca juga: BP2MI Gandeng HRAS Malaysia Perkuat Penempatan PMI
Baca juga: Malaysia akan mengkaji ulang MoU pengiriman TKI ke Indonesia
Baca juga: Malaysia mendukung upaya Indonesia dan Laos menyelesaikan krisis Myanmar
Reporter: Yashinta Difa Pramudyani
Redaksi : M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2024