Jakarta (ANTARA) – Ketua Panitia Pengangkutan ke-14 Gus Dur, Inayah Wulandari Wahid, ingin peringatan wafatnya Presiden ke-4 Indonesia tidak sebatas ritual keagamaan melainkan menjadi acara budaya.
Haul Gus Dur merupakan bagian dari kreativitas, budaya, dan gagasan yang digagas Gus Dur, yang bukan sekadar ritual keagamaan, yaitu upacara peringatan meninggalnya seseorang. Tapi merupakan acara budaya, ujarnya di Jakarta, Sabtu.
Dikatakannya, secara umum kegiatan Haul Gus Dur meliputi pembacaan selawat dan mahallul qiyam oleh Kelompok Shalawat Bil Musthofa dari Pondok Krapyak Yogyakarta.
Ayat suci Alquran akan dibacakan oleh Ustadz H Rif’at Aby Syahid dari Pondok Pesantren Al Falah Cicalengka, Bandung dan tahlil serta sholawat akan dibacakan oleh Kiai Haji Husein Muhammad, seorang intelektual asal Cirebon.Baca juga: Haul ke-14 Gus Dur Bacakan Amanat Ciganjur
Haul Gus Dur juga akan dimeriahkan artis, seperti Lorjhu’ Band asal Madura, Ria Pasar Kemis, Yati Pesek yang akan tampil solo komedi bersama trio komedian mahasiswa, Abioso Grup.
Filsuf sekaligus astronom STF Driyakarya Karlina Supelli akan menyampaikan orasi tentang substansi dan arah demokrasi ideal mengikuti teladan demokrasi yang dicontohkan Gus Dur.Dijelaskannya, seluruh materi yang disampaikan para tokoh dan pengisi acara akan bermuara pada pesan-pesan Gus Dur tentang agama dan kehidupan.
“Acara kebudayaan dimaksudkan untuk menyampaikan pesan misi dari ajaran agama. Jadi, selain kemasannya bernuansa religi, kemasannya juga bernuansa hiburan,” ujarnya.
Ia optimistis melalui kegiatan hiburan, pesan-pesan Gus Dur akan tersampaikan dengan baik kepada masyarakat.Selain itu, kata dia, merupakan cara mengkomunikasikan pola yang tepat, akurat, dan mudah dipahami.
Wartawan : Asep Firmansyah
Redaksi : M.Hari Atmoko
Hak Cipta © ANTARA 2023