Jakarta (ANTARA) – Jika ada yang curiga dirinya menjalani gaya hidup sedentary, kabar baiknya ada banyak cara untuk menambahkan aktivitas ringan ke dalam rutinitas harian Anda.Ahli jantung sekaligus Kepala Institut Jantung dan Pembuluh Darah Lehigh Valley, Ronald Freudenberger, MD, seperti dilansir Health beberapa waktu lalu mengatakan, biasanya ia menyuruh pasiennya melakukan apa yang disukainya.
“Apa pun yang bersifat aerobik. Tidak harus sulit. Anda bisa berjalan naik turun tangga. Berimprovisasi dan manfaatkan apa yang tersedia,” ujarnya.
Baca juga: Fasilitas Gratis untuk Membantu Masyarakat Hidup Aktif
Latihan ringan lainnya seperti melakukan pekerjaan rumah tangga sehari-hari, berdiri dan menggerakkan tubuh selama jeda iklan, melacak langkah-langkah juga bisa menjadi cara yang bagus untuk memerangi gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Selain itu, seseorang tidak perlu bergerak terlalu lama asalkan konsisten.
“Kuncinya adalah keterlibatan yang berkelanjutan, seiring tubuh terus beradaptasi. “Jika Anda menuntut aktivitas, jantung akan beradaptasi sehingga dapat mempertahankannya seiring berjalannya waktu,” kata peneliti di Arctic University Edvard Sagelv, PhD.
Ia mengatakan efek dari melakukan aktivitas fisik secara teratur sungguh luar biasa dan bisa dikatakan bahwa olahraga adalah pencegahan dan pengobatan.
Mengapa gaya hidup tidak aktif berbahaya
Penelitian menunjukkan orang dewasa yang menghabiskan lebih banyak waktu menonton televisi saat masih anak-anak cenderung mengalami dampak kesehatan yang buruk, dan kini diperkirakan rata-rata remaja saat ini menghabiskan sekitar tujuh jam sehari di depan layar.
Seiring dengan waktu menatap layar yang berlebihan, muncul pula duduk dalam waktu lama yang terbukti merugikan kesehatan seseorang secara keseluruhan.
“Ketika Anda tidur selama delapan jam dan kemudian duduk selama sembilan jam, Anda tidak banyak bergerak dan itu berdampak pada otot, tulang, dan sistem kardiovaskular Anda,” kata Freudenberger.
Ia menambahkan, sistem otot berperan penting, terutama seiring bertambahnya usia, untuk fleksibilitas, keseimbangan, dan membatasi potensi nyeri punggung.
Otot inti sebenarnya menahan tulang belakang dan panggul pada posisi yang benar, dan otot perut juga menahan benda pada posisi yang benar.
Jika otot-otot ini tidak berkembang atau kurang berkembang, kemungkinan besar seseorang akan mengalami sakit punggung karena tidak berdiri dengan benar.
“Hal ini juga dapat menyebabkan degenerasi tulang belakang dan masalah lainnya,” kata Freudenberger.
Penelitian lain menunjukkan bahwa gaya hidup sedentary dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan antara lain penyakit kardiovaskular, risiko kanker, gangguan metabolisme seperti diabetes, hipertensi, bahkan depresi dan gangguan kognitif.
Baca juga: Gaya hidup aktif bisa meningkatkan toleransi rasa sakit
Baca juga: Empat Tren Gaya Hidup Aktif dan Produktif di Tahun 2023
Baca juga: Gaya hidup aktif bisa mencegah osteoporosis
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
HAK CIPTA © ANTARA 2023