Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa tektonik yang mengguncang wilayah selatan Garut-Tasikmalaya, Jawa Barat, disebabkan oleh subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia. .Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan ke atas atau sesar naik, kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Gempa dangkal dengan kedalaman 50 kilometer memiliki parameter terkini berkekuatan 5,0 yang terjadi pada pukul 11.52 WIB. Episentrum gempa terletak pada koordinat 8,20 derajat Lintang Selatan dan 107,85 derajat Bujur Timur atau terletak di laut pada jarak 90 kilometer barat daya Pangandaran.
Daryono mengatakan, gempa dirasakan warga di Garut dan Pangalengan dengan skala intensitas II-III MMI. Kemudian skala intensitas MMI II dirasakan di Kota Banjar, Cianjur, dan Tasikmalaya.
Hingga pukul 12.20 WIB, hasil pemantauan BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa susulan.
Lebih lanjut ia mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan akibat gempa tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan gempa tersebut tidak berpotensi tsunami, pungkas Daryono.
Baca juga: BMKG: Ada tiga zona aktif gempa di wilayah Jawa Barat
Baca juga: Gempa berkekuatan 5,2 SR terjadi di barat daya Kabupaten Bandung
Baca juga: Badan Geologi Ungkap Aktivitas Subduksi Pemicu Gempa di Jabar Bagian Selatan
Reporter: Sugiharto Purnama
Redaktur: Nurul Hayat
Hak Cipta © ANTARA 2023