NEWS

Fenomena Doppelganger, Anak Kembar yang Tak Berhubungan Darah

Fenomena Doppelganger, Anak Kembar yang Tak Berhubungan Darah


Dari sudut pandang ilmiah, fenomena doppelganger menjadi topik menarik bagi para peneliti di bidang biomedis dan genetika untuk memahami lebih dalam kemiripan fisik dan genetik antara individu yang tampak mirip secara wajah. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan di Barcelona, ​​​​Spanyol, memberikan wawasan menarik mengenai fenomena tersebut.

Hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Cell Report pada 23 Agustus 2022 mengungkap bahwa individu yang memiliki kemiripan wajah yang sering disebut doppelganger juga memiliki kemiripan genetik dan kebiasaan hidup tertentu. Penelitian ini melibatkan 16 pasang individu dengan wajah serupa, yang direkrut dari proyek fotografi François Brunelle yang mengumpulkan foto orang-orang serupa di seluruh dunia.

Dalam studi tersebut, wajah peserta dicocokkan menggunakan tiga algoritma pengenalan wajah berbeda berdasarkan kecerdasan buatan (AI): jaringan saraf Custom-Net, algoritma MatConvNet, dan API wajah Microsoft Oxford Project. Hasilnya, 16 pasangan dari total 32 pasangan calon memenuhi kriteria sebagai individu serupa berdasarkan ketiga algoritma tersebut.

Yang menarik dari penelitian ini adalah ditemukannya pasangan doppelganger tidak hanya mirip secara fisik, tapi juga memiliki kemiripan genetik. Dari 16 pasangan yang dianalisis, setidaknya sembilan pasangan menunjukkan kesamaan genetik yang signifikan dari 19.277 variasi genetik yang dianalisis, meskipun mereka tidak memiliki kekerabatan setidaknya berdasarkan tiga derajat kekerabatan.

Selain itu, penelitian ini juga mengungkap bahwa pasangan doppelganger juga memiliki kesamaan dalam kebiasaan hidup mereka. Dengan menggunakan kuesioner yang mencakup 64 parameter terkait kebiasaan dan gaya hidup, seperti merokok, minum alkohol, preferensi minuman, dan alergi, peneliti menemukan bahwa pasangan doppelganger seringkali memiliki kebiasaan serupa.

Dari temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa fenomena doppelganger tidak hanya berkaitan dengan kemiripan fisik saja, namun juga melibatkan faktor genetik dan kebiasaan hidup. Penelitian ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana karakteristik molekuler dapat memengaruhi konstruksi wajah manusia dan bagaimana kesamaan genetik serta kebiasaan hidup dapat menjadi prediktor untuk pemahaman yang lebih mendalam tentang manusia secara holistik.

Exit mobile version