Di bawah ini beberapa hadis Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan beberapa keutamaan dan anjuran mempelajari dan mengajarkan ilmu faraid, yaitu:
1. Faraid adalah 1/3 dari ilmu agama
Abdullah bin Amr bin al-Ash ra. bersabda bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Ilmu itu ada tiga macam, selain tiga yang hanya bersifat tambahan (sekunder), yaitu ayat-ayat muhakkamah (yang ketentuannya jelas), sunnah Nabi yang dilaksanakan, dan ilmu faraid.” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah dalam Sunnahnya no. 2499)
2. Penyelesaian konflik keluarga
Ibnu Mas’ud ra. bersabda bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
Dari Ibnu Mas’ud ra. Berkata: Rasululloh SAW bersabda: “Pelajarilah Al-Quran dan ajarkan kepada manusia. Dan pelajarilah ilmu faraid dan ajarkan kepada manusia, karena akulah yang akan diambil (meninggal), sedangkan ilmu akan tercabut dan akan muncul fitnah, sehingga akan muncul dua orang yang bertengkar soal pembagian harta warisan, mereka berdua tidak menemukan seorang pun yang mampu memisahkan mereka. (menyelesaikan perselisihan mereka mengenai pembagian hak waris).” (HR. Bukhori dan Muslim, dalam kitab Mustadrok ‘ala shohihain, No. 8069)
3. Ilmu yang pertama kali dianut oleh umat Nabi Muhammad SAW
Abu Hurairah ra. bersabda bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Pelajarilah ilmu faraid dan ajarkan kepada orang lain, karena sesungguhnya ilmu faraid itu separuh ilmu; dia akan dilupakan, dan dialah ilmu pertama yang akan dihilangkan dari umatku.” (HR Ibnu Majah, dalam sunannya. Bab: Anjuran mempelajari ilmu faraidh, vol: 8, hal: 197, no 2710)
Saking pentingnya ilmu faraid, para ulama menaruh perhatian yang besar terhadap ilmu ini, sehingga mereka sering meluangkan sebagian waktunya untuk mempelajari, mengajar, menuliskan kaidah-kaidah ilmu faraid, dan menulis beberapa buku tentang faraid. Mereka melakukan ini karena anjuran Nabi Muhammad SAW. Umar bin Khattab berkata:
“Pelajarilah ilmu faraid, karena sebenarnya itu bagian dari agamamu.” Kemudian Amirul Mu’minin berkata lagi, “jika kamu sedang bermain-main, bermainlah dengan satu kali lemparan. Dan jika kamu berbicara, berbicaralah dengan ilmu faraid,” (HR. Al-Baihaqi dalam sunannya, vol: 6, hal: 209)
Abu Musa al-Asy’ari ra. bersabda, “Perumpamaan orang yang membaca Al-Qur’an namun tidak cakap (pintar) dalam ilmu faraid, ibarat mantel yang tidak menutupi kepalanya.”