Malang, Jawa Timur (ANTARA) – TNI AU menyatakan evakuasi jenazah dua pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 yang jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, terhambat kondisi cuaca.Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu mengatakan, saat ini beberapa bagian pesawat telah dievakuasi.
Hingga saat ini TNI AU berhasil mengangkut beberapa bagian pesawat, namun tidak seluruhnya karena kendala cuaca, ujarnya.
Baca juga: TNI AU Bentuk Tim Selidiki Jatuhnya Dua Pesawat Super Tucano
Baca juga: Tim Investigasi Fokus Pencarian “Perekam Data Penerbangan” Pesawat Jatuh
Selain kondisi cuaca yang kurang mendukung, proses evakuasi juga memiliki tantangan besar mengingat harus melewati kawasan terjal dan berbukit. Puing-puing pesawat akan dikumpulkan di Pangkalan Udara Abd. Saleh Malang.
Menurut dia, perekam data penerbangan dari kedua pesawat tersebut berupa Video Data Recorder (VDR) dan Network Centric Data Cartridge (NCDC) yang diperlukan untuk mengetahui penyebab jatuhnya pesawat Super Tucano sudah tersedia. Pangkalan Udara Abd. Saleh Malang.
“Namun, meski NCDC bisa dibaca, namun spesifik perekam penerbangan dari pesawat harus dikirim dulu ke luar negeri untuk dibaca. “Untuk itu perlu waktu untuk menganalisa karena harus dikirim terlebih dahulu,” ujarnya.
Baca juga: Dua Super Tucano Jatuh, Perlu Investigasi Mendalam
Ia menambahkan, pencarian dan pengumpulan barang di lokasi jatuhnya pesawat akan terus dilakukan sesuai kondisi cuaca. Pesawat akan dipotong sepotong demi sepotong untuk memudahkan evakuasi melalui jalur darat.
“Dengan helikopter, itu bukan pilihan yang memungkinkan karena selain faktor cuaca, lokasinya juga ekstrem. Diharapkan dalam seminggu ke depan semuanya sudah bisa diangkut,” ujarnya.
Dua pesawat tempur taktis Super Tucano EMB-314 TNI Angkatan Udara jatuh di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11) sore sekitar pukul 12.00 WIB. Kedua pesawat bernomor registrasi TT-3111 dan TT-3103 itu sedang melakukan latihan rutin.
Pesawat lepas landas pukul 10.51 WIB dan hilang kontak pada pukul 11.18 WIB. Dua pesawat kehilangan kontak setelah melakukan manuver formasi dan menembus awan. Dugaan awal, pesawat tempur tersebut jatuh karena cuaca buruk.
Dalam peristiwa itu, empat korban meninggal dunia yakni Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya, Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan, dan Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta.
Baca juga: TNI AU belum melibatkan pihak luar untuk menyelidiki jatuhnya pesawat
Baca juga: Super Tucano ‘Dibumikan’ hingga Dipastikan Tidak Ada Kerusakan
Baca juga: Salah Satu Korban Kecelakaan Pesawat Pernah Pimpin Misi Kemanusiaan ke Gaza
Wartawan: Vicki Febrianto
Redaktur : Didik Kusbiantoro
HAK CIPTA © ANTARA 2023