NEWS

DPKP selidiki penyebab kematian mendadak babi di Telawang

DPKP investigasi penyebab kematian mendadak ternak babi di Telawang


Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, mengirimkan tim untuk menyelidiki penyebab kematian babi di Kecamatan Telawang.

“Kami masih dalam tahap penyelidikan. “Hari ini tim kami sudah dikerahkan ke lapangan untuk mencari tahu penyebab matinya babi secara mendadak tersebut,” kata Kepala DPKP Kotim, Sepnita di Sampit, Senin.

Beberapa hari terakhir, peternak babi di Desa Kenyala, Kecamatan Telawang, dirundung duka dengan kematian puluhan ekor babi secara mendadak.

Beberapa babi menunjukkan gejala tidak mau makan, gangguan pencernaan disertai demam hingga akhirnya mati. Kejadian ini menyebabkan peternak babi merugi puluhan juta rupiah.

Baca juga: Irjen Kementan Minta Peternak Terapkan ‘biosecurity’ untuk Cegah Flu Babi

Para peternak babi berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk mencegah penyakit tersebut menular ke seluruh ternak mereka.

Menyikapi hal tersebut, DPKP Kotim segera menerjunkan tim investigasi ke lokasi peternakan untuk mengambil sampel beberapa ekor babi. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui penyakit yang menyerang hewan tersebut.

“Sampel ini akan kami kirim ke laboratorium di Palangka Raya. Biasanya butuh waktu sekitar dua minggu untuk mengetahui hasilnya,” kata Sepnita.

Dugaan sementara penyebab kematian babi tersebut, lanjutnya, adalah African Swine Fever (ASF).

Baca juga: Babi Mati Mendadak di Parigi Positif Virus ASF

ASF merupakan penyakit menular dengan angka kematian tinggi yang menyerang babi. Penyakit ASF menyerang spesies babi (babi peliharaan dan babi hutan) dari segala umur.

Penyakit ASF tidak berbahaya bagi manusia karena bersifat non zoonosis (tidak menular ke manusia). Namun, kata dia, ancaman kematian babi akibat penularan virus ini mencapai 100 persen.

“Hal ini menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar pada sektor peternakan babi,” imbuhnya.

Baca juga: Ahli Epidemiologi Sebut Belum Ada Tanda Flu Babi Afrika Menular ke Manusia

Gejala pada babi yang terinfeksi ASF antara lain demam tinggi, kehilangan nafsu makan, depresi, muntah, diare, aborsi (keguguran), radang sendi, pendarahan pada kulit dan organ dalam, serta perubahan warna kulit menjadi ungu. Terkadang kematian bisa terjadi, bahkan sebelum gejala tersebut muncul.

Ia mengatakan, pencegahan dan pengendalian ASF mencakup langkah-langkah seperti pencegahan lalu lintas media pembawa virus, isolasi babi yang terkena penyakit tersebut, penerapan biosekuriti dan pengelolaan ternak yang baik, serta pemantauan yang ketat dan intensif pada area berisiko tinggi.

Meski belum tersedia vaksin untuk mencegah penyakit ASF pada babi, lanjutnya, upaya pencegahan yang ketat dan kerja sama antara pemerintah, peternak, dan masyarakat dapat membantu mengurangi risiko penyebaran penyakit ini dan melindungi industri babi dari kerugian besar.

Baca juga: Barantan Sebut Babi dari Pulau Bulan Positif Flu Babi Afrika

Reporter: Muhammad Arif Hidayat/Devita Maulina
Redaktur: Risbiani Fardaniah
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version