NEWS

Dolar AS melemah usai rilis data pengeluaran konsumsi pribadi

Rupiah menguat di tengah penurunan besar imbal hasil obligasi AS

New York (ANTARA) – Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB) menyusul rilis data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada September yang tidak mengejutkan.Indeks dolar, yang mengukur nilai dolar terhadap enam mata uang utama, turun 0,04 persen menjadi 106,5580.

PCE Inti, yang digunakan Federal Reserve sebagai ukuran utama inflasi, naik 3,7 persen pada bulan September dibandingkan tahun lalu, menurut data Biro Analisis Ekonomi AS pada Jumat (27/10).

PCE inti mencapai puncaknya pada sekitar 5,6 persen pada awal tahun 2022 dan sebagian besar telah menurun sejak saat itu, meskipun angka tersebut masih jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.

University of Michigan merilis Indeks Sentimen Konsumen finalnya, yang turun dari 67,9 pada bulan September menjadi 63,8 pada bulan Oktober, dibandingkan dengan konsensus analis sebesar 63.

Baca juga: Dolar AS menguat karena data PDB AS yang lebih cepat dari perkiraan
Baca juga: Dolar menguat karena kenaikan imbal hasil obligasi AS

Penurunan ini sebagian besar didorong oleh konsumen berpendapatan tinggi dan mereka yang memiliki kepemilikan saham yang cukup besar, sejalan dengan lemahnya pasar ekuitas baru-baru ini.

Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS beragam. Suku bunga obligasi tenor 2 tahun sebesar 5,03 persen, dan imbal hasil obligasi tenor 5 dan 10 tahun masing-masing sebesar 4,79 persen dan 4,85 persen.

Mengenai keputusan The Fed yang akan diumumkan minggu depan, pasar pada dasarnya telah memperkirakan kemungkinan adanya jeda. Meski demikian, pelaku pasar akan mencermati detail pernyataan kebijakan moneter tersebut dan mendengarkan pernyataan Ketua Fed Jerome Powell guna mempersiapkan pertemuan berikutnya di bulan Desember.

Menurut CME FedWatch Tool, kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan akhir tahun ini telah turun menjadi sekitar 20 persen.

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi $1,0568 dari $1,0560. Pound Inggris turun menjadi 1,2114 dolar AS dari 1,2135 dolar AS.

Sementara dolar AS mencapai 149,5070 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan 150,3720 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS menguat menjadi 0,9015 franc Swiss dari 0,8990 franc Swiss.

Selanjutnya dolar AS menguat menjadi 1,3877 dolar Kanada dari 1,3813 dolar Kanada dan dolar AS menguat menjadi 11,1600 krona Swedia dari 11,1441 krona Swedia.

Sumber: Xinhua

Penerjemah: Citro Atmoko
Redaktur: Herry Soebanto
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version