NEWS

Dinkes Boyolali: Kasus demam berdarah pada tahun 2024 akan terus menurun

Dinkes Boyolali: Kasus DBD 2024 tren terus menurun

mengimbau tetap melaksanakan PSN dengan melakukan pembersihan serentak di satu lingkungan di wilayah Kecamatan Boyolali (ANTARA) – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, dokter Puji Astuti menjelaskan kasus demam berdarah dengue (DBD) ) di wilayahnya, sejak Januari hingga Maret 2024 trennya terus menurun.Jumlah warga terjangkit DBD yang tersebar di 22 kecamatan di Kabupaten Boyolali, pada Januari hingga Maret 2024 terus menurun hingga total 233 kasus, kata Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, dr Pujian Astuti di Boyolali, Sabtu.

Puji Astuti menjelaskan, dari total 233 kasus DBD yang tercatat pada Januari 2024 sebanyak 81 kasus, kemudian pada Februari sebanyak 86 kasus dan pada Maret ini terjadi penurunan sebanyak 66 kasus. Namun kasus DBD pada bulan Maret terus menurun sehingga hanya menyisakan sedikit kasus.

Menurut dia, dari 233 kasus DBD di Boyolali, lima orang diantaranya meninggal dunia, yakni tiga orang di Wonosamodro, serta masing-masing satu orang di Teras dan Wonosegoro.

Namun kasus DBD di Boyolali kini terus menurun dan diharapkan gerakan bersih-bersih sarang nyamuk (PSN) dan gerakan masyarakat (Germas) sekaligus membersihkan satu wilayah kecamatan, agar tidak hanya memindahkan nyamuk saja. ke tempat lain.

“Dinas Kesehatan Boyolali menghimbau agar kita terus melaksanakan PSN dengan melakukan pembersihan serentak di satu lingkungan wilayah kecamatan, agar tidak asal-asalan memindahkan nyamuk ke tempat lain,” ujarnya.

Baca juga: Dinas Kesehatan Jateng Ajak Kesadaran Nyamuk Wolbachia untuk Cegah Demam Berdarah
Baca juga: Dua Orang Meninggal, 155 Warga Kota Pekalongan Terkena DBD

Selain itu, pihaknya juga mengimbau masyarakat menghindari tempat-tempat yang tergenang air, misalnya pot bunga, pelepah pohon pisang, atau pohon lebat lainnya harus ditebang. Sebab, saat ini di musim hujan terdapat genangan air di tempat tersebut, namun ada juga hari yang panas sehingga memungkinkan nyamuk Aedes aegypti berkembang biak.

Dia mengimbau masyarakat tidak terburu-buru meminta fogging. Sebab fogging dilakukan pada area yang benar-benar menjadi fokus penularan. Ia berharap gerakan PSN dan Germas sebagai upaya penurunan kasus dapat berhasil.

Menurut dia, jika ditemukan ada kasus yang dirawat di rumah sakit yang benar-benar menderita demam berdarah, maka akan dilakukan penyelidikan epidemiologi. Dari hasil pengawasan akan diketahui sumber penularannya ada di sana atau berasal dari tempat lain.

Hal ini terlihat pada satu kasus dari 10 kasus demam berdarah, menderita demam tanpa sebab, jika benar maka akan dilakukan kegiatan fogging.

Baca juga: Dinas Kesehatan: 72 warga Kota Pekalongan-Jawa Tengah terjangkit DBD
Baca juga: Dinkes Jateng imbau warga waspadai penyakit demam berdarah saat musim hujan

Ia berharap gerakan melihat jentik di dalam rumah harus dilakukan di tempat penampungan air. Selisih jentik nyamuk harus lebih dari 95 persen, untuk memastikan tidak ada penyebaran atau pertumbuhan nyamuk demam berdarah di sana.

Ia juga berharap masyarakat dapat meminta obat pembunuh jentik nyamuk atau meredakannya di Puskesmas terdekat. Abate diberikan secara cuma-cuma kepada masyarakat selama persediaan masih ada.

“Jika ada anggota keluarga yang mengalami gejala mengarah ke demam berdarah, sebaiknya segera diperiksakan ke dokter atau layanan kesehatan terdekat,” ujarnya.

Baca juga: Kemenkes: Pengembangan Nyamuk Wolbachia Dilaksanakan di Enam Kota
Baca juga: Kemenkes: Kasus DBD pada 2023 turun 30 persen dari tahun sebelumnya
Baca juga: Kemenkes: Edukasi PSN dan Sosialisasi Wolbachia Jadi Tantangan Atasi DBD

Wartawan : Bambang Dwi Marwoto
Redaktur: Budhi Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version