Jakarta (ANTARA) – Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol. Ahmad Ramadhan mengatakan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri kembali melakukan penegakan hukum terhadap tindak pidana terorisme di wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB).Jadi tiga tersangka ditangkap di NTB dari jaringan kelompok Anshor Daulah (AD), kata Ramadhan saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.
Jenderal polisi bintang satu itu belum membeberkan inisial ketiga tersangka teroris tersebut, sebab penyidik Densus masih bekerja di lapangan untuk mengembangkan pelaku lainnya.
Penangkapan kelompok teroris AD juga dilakukan Kamis (19/10) lalu di Sambas, Kalimantan Barat. Pria berinisial UH, 28 tahun, ditangkap Densus 88 Antiteror Polisi di Desa Semparuk, Kecamatan Separuk, Kabupaten Sambas.
Ramadhan mengatakan, pada pekan ini Densus 88 Antiteror Polri juga melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan teroris di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel).
Sebanyak lima terduga teroris jaringan Jemaah Islamiyah (JI) ditangkap. Jadi total ada sembilan tersangka teroris dari dua kelompok teroris berbeda (AD dan JI) yang ditangkap dalam waktu satu minggu.
Ya, minggu ini penegakan hukum dilakukan di tiga wilayah dengan sembilan tersangka dari dua kelompok berbeda (AD dan JI), kata Ramadhan.
Ramadhan menambahkan, penyidik Densus 88 Antiteror Polri masih mendalami dan menelusuri keberadaan tersangka lainnya, sehingga peran dan identitas tersangka yang baru ditangkap tersebut belum bisa diungkap.
“Masih kita dalami, masih kita kembangkan apakah ada tersangka lain,” kata Ramadhan.
Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo saat apel pasukan Operasi Mantap Brata 2023-2024 mengatakan, untuk mengamankan tahapan pemilu 2024, pihaknya telah memerintahkan jajarannya untuk mengantisipasi aksi terorisme dengan melakukan preventif strike atau teknik pencegahan dengan tindakan penindakan.
Langkah ini diambil agar kejadian pada pemilu 2019 yang terjadi enam aksi teror tidak terulang pada pemilu 2024. Oleh karena itu, Polri diminta serius dalam mencegah terorisme.
Terlebih lagi, perang antara Hamas dan Israel saat ini sedang meningkat sehingga dapat berdampak pada situasi di dalam negeri.
“Optimalkan serangan preventif agar pelaku teror dapat tertangkap sebelum melakukan aksinya sehingga kita dapat memastikan dan meminimalisir ledakan sekecil apapun pada pemilu 2024,” kata Sigit, Selasa (17/10).
Baca juga: Densus Tangkap Tiga Terduga Teroris di Jawa Timur dan NTB
Baca juga: Densus: Tiga Teroris Ditangkap di Bima, Kelompok JAD
Baca juga: Densus: Tiga Teroris Ditangkap di Bima, Kelompok JAD
Reporter: Laily Rahmawaty
Editor: Guido Merung
HAK CIPTA © ANTARA 2023