NEWS

Defend Id fokus pada pengurangan komponen impor dan penguatan industri pertahanan

Defend Id fokus kurangi komponen impor kuatkan industri pertahanan


Holding BUMN pertahanan Defense Id fokus mengurangi komponen impor pada setiap produk yang dihasilkan, guna memperkuat industri pertahanan Indonesia.”Jadi itu KPI kita juga, bagaimana kita mengurangi komponen impor. Kita utamakan substitusi impor. Itu sekarang sedang berjalan,” kata Direktur Utama Defend Id Bobby Rasyidin di Bandung, Rabu.

Bersamaan dengan itu, kata Bobby, pihaknya tengah menekankan bagaimana peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang sudah dimulai, bahkan pada tahun 2024 persentase penggunaan komponen lokal ditargetkan jauh lebih besar.

“Secara umum Bela ID, rata-rata TKDN yang ada berkisar 40 persen, pada tahun 2024 targetnya rata-rata lebih dari 50 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, kata dia, pihaknya juga fokus pada tingkat kesiapan teknologi (TRL), serta transfer teknologi.

Untuk TRL, ia mencontohkan seperti produksi kendaraan taktis Maung yang desainnya dibuat sendiri oleh PT Pindad, pembuatan kapal perang sendiri oleh PT PAL, dan juga pembuatan pesawat terbang oleh PT Dirgantara Indonesia.

“Untuk transfer teknologi ada beberapa kerjasama yang mencakup transfer teknologi seperti medium tank Tiger dan pesawat Rafale,” ujarnya.

Untuk pesawat Rafale, kata dia, kemungkinan besar transfer teknologi akan dilakukan bersama antara PT LEN dan PT DI yang keduanya tergabung dalam holding BUMN pertahanan.

Pasalnya, pesawat tempur seperti Rafale, kata Bobby, terdiri dari banyak komponen mulai dari mesin, platform aerostruktur, badan pesawat, komponen elektronik dan lain-lain.

“Jadi nanti kita lihat misalnya elektronik, sistem avionik, flight control, sistem misi, mungkin lebih cocok untuk PT LEN sebagai pengembangan sistemnya. Dari strukturnya, dari aerostrukturnya, dari mesinnya, dari platform-nya. Bahkan lebih cocok untuk PT DI, artinya tidak fokus pada satu badan usaha saja, ujarnya.

Dengan dilakukannya komplotan tersebut, tambah Bobby, tujuannya untuk mewujudkan target negara dalam tiga tahun ke depan menjadikan industri pertahanan Indonesia sebagai “pemain” global.

“Karena pertahanan sebenarnya merupakan industri strategis bagi suatu bangsa,” ujarnya.

Baca juga: Dahana Catat Pendapatan Usaha Rp 3,3 Triliun
Baca juga: Direktur DEFEND ID mengapresiasi dukungan Menhan terhadap industri pertahanan
Baca juga: Defend ID hadir di Indo Defence 2022 Expo & Forum

Exit mobile version