
Hari ini kita melihat langsung tanda-tanda awal panen di kawasan iniJakarta (ANTARA) – Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi meninjau kesiapan panen di wilayah Kabupaten Blora dan Grobogan Jawa Tengah untuk memastikan pasokan pangan tercukupi sehingga mampu menstabilkan harga beras. pasar.
“Hari ini kita melihat langsung tanda-tanda awal panen di kawasan ini,” kata Bayu dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu.
Bayu bersama Bupati Blora Arief Rohman meninjau kondisi persawahan di kawasan sentra produksi Kabupaten Blora dan dilanjutkan ke Grobogan yang sudah mulai panen dan ada pula yang akan panen dalam satu atau dua minggu.
Ia mengungkapkan, Bulog bersama pemerintah daerah juga melihat adanya peningkatan aktivitas di salah satu sentra penggilingan padi yakni CV Sumber Makmur Blora yang menandakan musim panen sudah mulai tiba.
Bayu menambahkan, dengan mulai masuknya beras swasta ke pasar dengan harga sesuai HET, diharapkan dapat segera mendorong pasar beras kembali normal.
Langkah ini, kata Bayu, diharapkan dapat memberikan kepastian harga dan pasokan bagi masyarakat, serta mengurangi tekanan terhadap ketersediaan beras di pasar.
Ia mengatakan, berbagai langkah dan upaya dilakukan Bulog dan pemerintah daerah untuk mengendalikan harga beras sehingga dapat menjaga stabilitas harga di pasar. Dengan dukungan berbagai pihak, diharapkan kondisi pasar beras dapat segera kembali normal demi kesejahteraan masyarakat.
Bulog berkomitmen untuk terus memantau perkembangan harga dan pasokan beras di pasar, serta mengambil langkah-langkah strategis yang diperlukan untuk menjaga stabilitas pasar dan kesejahteraan masyarakat, salah satunya adalah distribusi beras melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan. (SPHP).
Sementara itu, Murdono, pemilik pabrik CV Sumber Makmur Blora, menjelaskan, sudah ada sekitar 100 ton beras premium merek Mawar dan kemasan merek Padi yang siap dikirim ke pengecer modern dan pasar tradisional.
Murdono menambahkan, harga jualnya berkisar Rp13 ribu per kilogram, sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET).
“Harga jualnya sekitar Rp13 ribu per kilogram sehingga akan dijual ke konsumen dengan harga sesuai HET. Ada juga beras pecah tanpa kemasan sekitar 50 ton dan gabah tanpa kemasan siap diolah 100 ton,” ungkapnya. Murdono.
Baca juga: Pemerintah melakukan intervensi pasar untuk menyeimbangkan harga pangan
Baca juga: Bulog: Bantuan Beras Bantu Masyarakat di Tengah Gejolak Pangan Dunia
Baca juga: Presiden Jokowi Jelaskan Alasan Kenaikan Beras
Wartawan: Muhammad Harianto
Redaktur: Ahmad Buchori
Hak Cipta © ANTARA 2024
