Hal ini kemudian membuat kondisi tertentu yang seharusnya bisa kita atasi menjadi agak rumit. Jakarta (ANTARA) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau masyarakat berhati-hati terhadap informasi bencana alam, apalagi jika sumber informasinya tidak jelas.Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam acara Pengarahan Kebencanaan yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, setelah beredar kabar bohong atau hoaks di kalangan warga sekitar Gunung Lewotobi Laki di Flores Timur, Flores Timur. Nusa Tenggara (NTT).
Singkatnya, informasi palsu tersebut menyebutkan bahwa BNPB provinsi dan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan puncak letusan Gunung Lewotobi Laki pada 7 atau 8 Januari 2024, serta anjuran untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Baca juga: Banyak Rumah Rusak Akibat Gempa, BNPB Soroti Teknik Pembangunan Rumah
“Padahal terlihat ini pasti hoaks. Kemenkes tidak menangani erupsi, begitu pula BNPB di provinsi tersebut,” tegasnya.
Aam menjelaskan, saat ini otoritas yang berwenang mengeluarkan informasi terkait bencana geologi dan vulkanologi adalah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dan dapat diakses melalui https://vsi.esdm.go.id/.
“Bukan BNPB, bukan Kementerian Kesehatan. Jadi yang berwenang dan mempunyai alat atau perlengkapan di bidang itu adalah Badan Geologi atau PVMBG,” tegasnya.
Aam juga menegaskan, bencana yang berkaitan dengan geologi dan vulkanologi saat ini belum bisa diprediksi, sehingga otoritas terkait tidak bisa memberikan prediksi mengenai waktu terjadinya letusan gunung berapi.
Baca juga: BNPB akan melaksanakan operasi TMC di beberapa daerah pada awal tahun 2024
Ia menilai adanya informasi hoaks, khususnya di daerah bencana, berdampak pada psikologi masyarakat. Salah satunya adalah adanya masyarakat yang mengungsi padahal tidak diwajibkan.
Hal ini kemudian membuat kondisi tertentu yang seharusnya bisa kita atasi menjadi agak rumit, ujarnya.
Untuk itu, Aam mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai pemberitaan bencana yang tidak jelas sumbernya, serta kepada pemerintah daerah untuk selalu aktif memberikan informasi yang benar dan mengklarifikasi informasi hoaks, agar kejiwaan masyarakat tidak terganggu oleh informasi yang salah.
Baca juga: BNPB salurkan Rp 250 juta untuk tangani darurat banjir di Kabupaten Karawang
Wartawan: Sean Muhamad
Redaktur: Sambas
Hak Cipta © ANTARA 2024