Kami memperkirakan pada tanggal 11-20 April, intensitas curah hujan akan semakin menurun pada pertengahan April, khususnya di pesisir pantai Bali. Denpasar (ANTARA) – Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memetakan curah hujan, khususnya di wilayah pesisir Bali, akan mulai berkurang yang diperkirakan mulai terjadi pada pertengahan April. 2024 karena peralihan musim hujan ke kemarau.“Kami perkirakan pada tanggal 11-20 April intensitas curah hujan akan semakin menurun pada pertengahan April khususnya di pesisir pantai Bali,” kata Koordinator Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar I Nyoman Gede Wiryajaya di Denpasar, Selasa.
BBMKG Denpasar memperkirakan penurunan intensitas hujan akan ditandai dengan berkurangnya peluang hujan di bawah 50 milimeter per 10 hari yakni hanya 20-30 persen.
Pada masa peralihan ini, intensitas hujan berangsur-angsur berkurang dan terjadi perubahan cuaca sehari-hari yang cukup signifikan, misalnya siang hari panas disusul hujan lebat dengan durasi singkat.
Baca juga: Sejumlah provinsi berpotensi mengalami hujan sedang-lebat pada Selasa
Berdasarkan pemetaan, lanjutnya, penurunan curah hujan terjadi di wilayah Bali bagian barat, utara, dan selatan. Sementara Bangli dan Karangasem diperkirakan mendapat curah hujan tinggi.
Ia menambahkan, awal April merupakan masa transisi dan intensitas curah hujan diperkirakan masih tinggi untuk seluruh wilayah Bali. Sedangkan pada akhir April 2024 diperkirakan sebagian besar wilayah Bali sudah memasuki musim kemarau.
Sementara pantauan BBMKG Denpasar 10 hari terakhir atau 21-31 Maret 2024, cuaca di Bali masih hujan hingga sedang kemarau karena 11-20 hari tidak turun hujan.
Secara umum sebaran curah hujan di Bali juga berkisar antara 8-229,5 milimeter per 10 hari. Curah hujan tertinggi tercatat terjadi di pos pengamatan hujan di Baturiti, Kabupaten Tabanan, mencapai 229,5 milimeter per 10 hari.
Baca juga: BMKG: Waspadai peningkatan petir & angin puting beliung saat pergantian musim
Sementara memasuki musim kemarau, BBMKG Denpasar memperkirakan potensi hujan masih ada, namun intensitasnya tidak akan setinggi musim hujan, yakni sekitar 10-20 milimeter per hari.
Untuk itu, saat terjadi hujan, ia mengimbau masyarakat mengoptimalkan penyimpanan air untuk mengantisipasi musim kemarau, misalnya menyimpan air sisa musim hujan untuk mengisi danau, waduk, waduk, dan tempat penyimpanan air lainnya.
Selain untuk menyimpan air, BBMKG Denpasar juga mengajak masyarakat dan petani untuk menggunakan air secara hemat untuk mengurangi risiko penurunan hasil panen di sawah.
Di sisi lain, untuk lahan persawahan, pihaknya mengimbau petani mewaspadai potensi munculnya hama dan penyakit tanaman.
Baca juga: BBMKG Bali akan menjadi pengganti peringatan dini tsunami di Jakarta
Reporter : Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Redaktur: Risbiani Fardaniah
Hak Cipta © ANTARA 2024