Jakarta (ANTARA) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa bumi berkekuatan 6,4 SR yang mengguncang wilayah Laut Maluku, Halmahera dipicu oleh deformasi batuan pada lempengan Lempeng Laut Maluku (intra-slab).Gempa yang terjadi merupakan gempa berukuran sedang akibat adanya deformasi batuan pada lempeng Lempeng Laut Maluku (intra-slab) yang tersubduksi ke bawah Pulau Halmahera, kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di Jakarta. Rabu.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa mempunyai mekanisme pergerakan horizontal ke atas (oblique dorong).
Daryono pun memperbarui informasi yang awalnya berkekuatan 6,6 menjadi berkekuatan 6,4.
Disebutkannya, gempa yang terjadi pada pukul 09.48.54 WIB ini terletak pada koordinat 1,77 LU dan 124,15 BT, atau tepatnya terletak di laut pada jarak 67 km barat laut Halmahera Barat pada kedalaman 105 km.
Dikatakannya, gempa ini berdampak dan dirasakan di wilayah Siau, Manado, dan Ternate dengan skala intensitas IV MMI (modified Mercury Intensity), artinya pada siang hari banyak dirasakan orang di dalam rumah, di luar oleh beberapa orang. orang, tembikar pecah, jendela/pintu berderit dan dinding berbunyi).
Baca juga: BMKG: Gempa M6,6 mengguncang barat laut Halmahera Barat
Gempa juga dirasakan di wilayah Bitung, Halmahera Barat, Halmahera Timur, Halmahera Utara, Talaud, Tidore dan Tomohon dengan skala intensitas III MMI (getaran terasa jelas di dalam rumah, getaran terasa seperti ditabrak truk lewat).
Hasil pemodelan menunjukkan gempa ini tidak berpotensi tsunami, ujarnya.
Daryono mengatakan hingga pukul 10.11 WIB, hasil pantauan BMKG menunjukkan terdapat satu kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan kekuatan M3.1.
Ia mengimbau masyarakat menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa.
“Periksa dan pastikan bangunan tempat Anda tinggal cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke rumah,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Baca juga: Pemerintah Pusat Kucurkan Rp 95 Miliar untuk Bangun Jembatan
Baca juga: 1.700 penyintas gempa Cianjur masih tinggal di pengungsian darurat
Wartawan: Zubi Mahrofi
Redaktur: Triono Subagyo
HAK CIPTA © ANTARA 2023