Pemikiran Fazlur Rahman dapat dikategorikan menjadi 7 bagian. Berikut beberapa pemikiran Fazlur Rahman:
1. Wujud Tuhan
Fazlur Rahman dalam menjelaskan gagasan tentang Tuhan dan alam semesta selalu mengacu pada Al-Qur’an sebagai sumber otoritas utama dan selalu aktual dan kontekstual dalam setiap waktu dan situasi yang dihadapi manusia.
2. Kenabian dan Wahyu
Fazlur Rahman menjelaskan perbandingan antara pandangan para filosof dan ahli kalam atau teolog ortodoks mengenai konsep kenabian dan wahyu. Pembahasan diawali dengan konsep akal manusia menurut Ibnu Sina (w. 1037 M).
3. Kedudukan Nalar dan Fungsi Wahyu
Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dan mulia. Tinggi, keutamaan dan keunggulan manusia dibandingkan makhluk lainnya terletak pada kecerdasan yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.
4. Nasib atau Hukum Alam
Salah satu fungsi utama gagasan tentang Tuhan adalah menjelaskan keteraturan alam semesta. Menurut Fazlur Rahman, ajaran pokok Al-Qur’an tentang alam semesta adalah; 1). Bahwa itu adalah kosmos, suatu keteraturan, 2). Bahwa ini adalah tatanan yang berkembang dan dinamis. 3). Bahwa ini bukanlah permainan iseng, namun harus ditanggapi dengan serius; manusia harus mempelajari hukum-hukum yang merupakan bagian dari perilaku Tuhan, dan menjadikannya panggung bagi aktivitas manusia yang mempunyai tujuan.
5. Hari Akhir
Gagasan utama yang melandasi ajaran Al-Qur’an tentang akhirat adalah akan tiba saatnya manusia akan menemukan kesadaran unik yang belum pernah mereka alami sebelumnya mengenai amal perbuatannya. Alam semesta ada batasnya, pada waktunya akan musnah beserta segala isinya, itulah yang disebut dengan kiamat.
6. Politik dan Kepemimpinan
Dalam berbagai tulisannya, Fazlur-Rahman menegaskan bahwa masyarakat Islam adalah masyarakat kelas menengah yang tidak terjebak pada ekstrem, dan ûlil al-amri (pemegang kekuasaan) adalah mereka yang tidak menerima konsep elitisme ekstrem.
7. Konsep Etika
Berkaitan dengan hal tersebut, Fazlur Rahman menyatakan bahwa etika bukan hanya elan dasar Al-Quran (hakikat ajaran Al-Quran), namun juga merupakan aspek universal yang ada pada diri setiap manusia. Hukum etika atau moral yang penting tidak dapat diubah. Itu adalah “perintah” Tuhan (God’s Command) manusia tidak bisa membuat hukum moral. Ketundukan pada akhlak adalah “Islam” dan perwujudannya disebut “ibadah”