Semakin banyak bar wine bermunculan di Jakarta. Ruang pencicipan menawarkan daftar wine yang mengesankan dan para pengunjung dapat mengharapkan bartender yang berpengetahuan luas untuk memandu mereka memilih wine yang mereka sukai.
Tidak ada waktu yang buruk untuk minum wine, kata penikmat wine Pritha Casadevall, tetapi jika ia harus memilih, ia tidak akan melewatkan makan siang di hari Jumat yang panjang dengan segelas wine.
Ngobrol santai dengan teman-teman, dan bersantai. Di luar negeri, hal ini biasa dilakukan karena Anda memiliki hari kerja yang lebih pendek. Setelah minggu kerja yang sibuk, ini adalah cara yang baik untuk memberi penghargaan dan menyegarkan diri Anda,” kata Pritha.
Banyak hal tentang wine yang tidak hanya tentang gebrakan. Minum wine adalah sebuah acara – sebuah cara untuk berkeliling dunia melalui cita rasa, minuman yang layak untuk dipelajari dengan tekun. Ada sesuatu yang canggih, cerdas, dan berbudaya dari mereka yang telah menguasai seni menikmati wine dengan benar.
“Para pelancong ini melihat bagaimana wine menjadi minuman sehari-hari di negara lain. Ketika mereka kembali ke Indonesia, mereka memasukkan wine ke dalam kebiasaan mereka,” ujar Pritha, yang mengelola Jakarta Wine Club Series dan pendiri Jakarta Wine Festival. “Sekarang, bahkan generasi muda pun ingin berpartisipasi dalam budaya minum wine meskipun mereka belum sering bepergian.”
Semakin banyak bar wine bermunculan di Jakarta. Ruang pencicipan menawarkan daftar wine yang mengesankan dan para pengunjung dapat mengharapkan bartender yang berpengetahuan luas untuk memandu mereka memilih wine yang mereka sukai tanpa membuat mereka merasa terintimidasi.
Ini berbeda dengan di Bali, di mana wine disajikan di hampir setiap restoran, bahkan di gubuk kecil di luar ruangan, dan diminum saat makan siang atau makan malam pada hari Rabu. Adegan minum wine jauh lebih “santai” di Bali, dengan orang-orang yang menyeruput “sauvignon blanc, white wine, rosé di pantai atau di teras dengan makanan ringan dan makanan pembuka,” ujar Juan.