NEWS

Bapanas mempercepat konversi SPHP dan beras komersil menjadi kemasan 5 kg

Bapanas percepat konversi beras SPHP dan komersial ke kemasan 5 kg

Jakarta (ANTARA) – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya mendorong percepatan konversi beras komersial maupun Program Stabilisasi Harga dan Pasokan Pangan (SPHP) menjadi kemasan 5 kilogram (kg).“Sekarang yang kita kebut adalah mencetak beras kemasan 5 kg lalu dikirim ke pasar, itu sederhana, baik SPHP maupun komersial,” kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Arief mengatakan, pihaknya bersama kementerian dan lembaga terkait sudah mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo untuk bergerak cepat mengatasi kondisi beras nasional.

Ia pun mengaku telah mendapat perintah dari Presiden Jokowi untuk memastikan stok beras kemasan 5 kg tersedia di ritel modern sehingga masyarakat dapat berbelanja beras dengan tenang dan bijak sesuai kebutuhan.

Untuk itu Presiden perintahkan semuanya dikonversikan menjadi beras 5 kg, kemudian segera dikirim ke pasar tradisional dan pasar ritel modern. Jadi, seluruh elemen ekosistem beras nasional mulai dari penggilingan padi, pedagang termasuk pengecer, BUMN dan BUMD kita cetak sampai 5 kg, kita kebut,” kata Arief.

Selain itu, Arief mengatakan, Presiden Jokowi juga memerintahkan Bapanas untuk menyikapi Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) yang stok berasnya banyak, padahal di pengecer modern sangat sedikit.

Saya juga disuruh bersih-bersih di kawasan Cipinang, karena di sini stoknya banyak, tapi di pasar ritel modern, stoknya tidak banyak, kata Arief.

Dia menjelaskan, konversi beras komersil nantinya akan dilakukan oleh PT Food Station, sedangkan konversi beras program SPHP ke kemasan 5 kg akan dilakukan oleh Bulog.

“Yang komersial akan dilakukan Food Station bersama penggilingan padi lainnya. Lalu untuk SPHP, nanti Bulog juga dibantu teman-teman yang sudah rebagging (pengemasan ulang),” jelas Arief.

Arief mengatakan, beras komersil yang akan dikonversi menjadi kemasan 5 kg telah disiapkan sebanyak 200 ribu ton. Khusus Jakarta, kata dia, sesuai permintaan Pj Gubernur DKI Jakarta dan Direktur Utama Food Station, diberikan sebanyak 50 ribu ton.

Ia mengatakan, program intervensi pemerintah terhadap Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) telah dilakukan sejak tahun 2023 dan akan berlanjut hingga tahun ini.

Setelah diterapkan, kata Arief, tren harga beras medium (IR 64 III) di PIBC mulai menurun secara bertahap. Hingga 9 Februari, harga beras medium (IR 64 III) yang tercatat di PIBC adalah Rp 10.655 per kg dengan total stok beras mencapai 34.590 ton.

“Jadi yang dilakukan Badan Pangan Nasional adalah memberikan keseimbangan antara hulu, tengah, dan hilir. Khusus untuk hilir, karena harganya tinggi, hal ini sedang kita diskusikan dan segera persiapkan.

Arief menambahkan, 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) kategori prasejahtera nantinya akan mendapat bantuan pangan beras gratis sebanyak 10 kg.

“Ini bukti pemerintah adil. “Bantuan pangan beras ini sedikit banyak akan mempengaruhi tarikan ritel (permintaan beras),” kata Arief.

Baca juga: Bapanas Sebut Pembatasan Pembelian Beras Eceran Demi Kesetaraan
Baca juga: Food Station dan Mitra Usaha Gotong Royong Amankan Stok Beras Ramadhan
Baca juga: Bulog Pastikan Stok Beras di Jabar Aman Hingga Idul Fitri 2024

Wartawan: Muhammad Harianto
Redaktur: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2024

Exit mobile version