Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan Indonesia akan mengimpor dua juta ton beras dari Thailand jika produksi dalam negeri tidak mencukupi.Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy mengatakan, rencana impor beras dari Thailand untuk mengatasi mahalnya harga bahan pokok tersebut yang semakin tinggi.
“Bisa jadi (langkah) antisipatif lewat rakornas dan musyawarah nasional, tentunya dengan persetujuan Presiden dan Menteri. Tahun lalu 2,8 juta ton, tahun ini rencananya 2 juta ton, tapi kalau misalnya produksi dalam negeri cukup, berarti tidak terjadi impor,” kata Sarwo dalam keterangannya di Bandung, Minggu.
Terkait tingginya harga beras di pasaran dalam beberapa waktu terakhir, Sarwo mengatakan Bapanas meyakini hal tersebut disebabkan tingginya biaya produksi dan dampak El Nino 2023 yang menyebabkan waktu tanam tertunda.
“Pertama biaya produksi naik, pupuk naik, kemarin dampak kekeringan El Nino, lalu air juga kekurangan, panen berkurang, sehingga hasil panen berkurang, otomatis harga naik,” kata Sarwo dalam keterangannya.
Sarwo juga menegaskan, kenaikan harga beras tidak ada kaitannya dengan waktu menjelang Ramadhan, melainkan memang dampak dari terlambatnya waktu tanam dan El Nino.
“Tidak, karena waktu tanam kita tertunda, maka panen kita juga tertunda. Ini akibat dari El Nino,” tegasnya.
Disinggung potensi penimbunan beras akibat harga yang mahal, Bapanas menjelaskan tidak ada penimbunan dan diharapkan dalam waktu dekat harga beras bisa kembali normal.
“Sampai saat ini belum. Jadi masih berjalan normal, jadi mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah normal,” imbuhnya.
Baca juga: BPS mencatat impor beras pada Januari 2024 mencapai Rp 4,3 triliun
Baca juga: Pemerintah mengimpor 1,6 juta ton beras untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri