Baiti jannati dalam bahasa indonesia artinya rumahku adalah surgaku. Mengutip laman UIN Sunan Kalijaga, istilah baiti jannati artinya rumahku, surgaku, mengacu pada sesuatu yang bisa disebut rumah idaman. Secara umum rumah berfungsi sebagai “as-sakan” (QS. An Nahl: 80). As-sakan disebut juga dengan tempat tinggal. Para mufassir mengartikannya sebagai tempat tinggal, tempat mencapai kedamaian dan ketenangan bersama keluarga, tempat beristirahat, dan tempat berlindung dari panas dan dingin.
Lantas, mengapa kita perlu memperhatikan rumah idaman kita? Pasalnya, rumah merupakan salah satu unsur pendidikan selain lingkungan, sekolah, dan tempat ibadah. Pada suatu kesempatan, istri Nabi Muhammad SAW mendapat pemberitahuan dari Allah SWT. Mereka diingatkan akan nikmat yang luar biasa, yaitu kesempatan tinggal di rumah Nabi yang selalu dibacakan Al-Quran dan Sunnah (QS. Al-Ahzab: 34).
Ayat ini memberikan edukasi berharga bagi umat islam bahwa rumah idaman atau baiti jannati artinya tempat orang-orang sibuk membaca, mempelajari dan mengamalkan isi Al-Qur’an dan Sunnah. Kualitas dan kuantitas interaksi antar anggota keluarga menjadi faktor yang cukup mendasar dalam mewujudkan sebuah rumah idaman atau baiti jannati.
Baiti jannati artinya rumahku adalah surgaku, semua hubungan yang terjadi di rumah bukan lagi interaksi virtual melainkan interaksi nyata. Rumah seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan menyenangkan untuk berdialog dan mempelajari segala hal tentang sekolah, pekerjaan, atau kehidupan. Kegiatan ibadah seperti salat, puasa dan mengaji yang dilakukan secara berjamaah dan konsisten juga akan mampu meningkatkan indeks kebersamaan keluarga. Lebih dari itu, kerja sama menyelesaikan tugas rumah tangga antara suami, istri, dan anak juga akan menghangatkan suasana kekeluargaan dan keakraban. Menurut kesaksian Aisyah RA, Nabi Muhammad SAW adalah seorang suami yang baik, ringan dalam membantu pekerjaan rumah, bahkan menjahit pakaian robek, memperbaiki sandal, dan mengangkat ember.