Mengunjungi Orang Tua:
Tahap pertama dalam taaruf adalah menjenguk kedua orang tua calon pasangan. Ini merupakan langkah penting yang menunjukkan niat baik dan tulus. Seorang pria yang tertarik pada seorang wanita hendaknya mengunjungi rumah keluarga wanita tersebut, dan dengan sopan menyatakan niatnya untuk menjalani taaruf.
Bangun komunikasi
Selanjutnya individu yang berkenalan harus membangun komunikasi yang sehat. Mereka bisa saling bertanya tentang latar belakang, minat, dan harapan mereka dalam pernikahan. Meski komunikasi merupakan bagian penting dalam taaruf, namun penting untuk diingat untuk tetap menjaga batasan agama dan moral.
Tidak sendiri
Penting untuk menghindari kesendirian selama proses taaruf. Meskipun Anda mendapat persetujuan keluarga, pertemuan atau kencan pribadi tidak diperbolehkan. Setiap pertemuan harus diawasi, atau melibatkan pihak ketiga demi menjaga kesucian dan keberkahan.
Pertahankan Tampilan
Salah satu aspek penting dalam taaruf adalah menjaga pandangan. Artinya tidak memandang dengan cara yang tidak pantas, atau lepas kendali saat berinteraksi. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah godaan atau tindakan tidak senonoh.
Sholat Istikharah
Setelah mendapatkan informasi dan mengenal lebih jauh, individu yang menjalani taaruf dapat melaksanakan shalat istikharah. Doa ini merupakan doa kepada Allah SWT untuk meminta petunjuk, dalam memutuskan langkah selanjutnya. Dalam melaksanakan shalat istikharah, individu harus ikhlas dan pasrah pada kehendak Allah.
Penentuan Waktu Khitbah (Aplikasi)
Taaruf tidak boleh berlarut-larut. Jika taaruf sudah mencapai titik cukup dan sudah ada saling pengertian, langkah selanjutnya adalah menentukan waktu penerapan (khitbah). Hal ini sebaiknya dilakukan dalam jangka waktu yang wajar, biasanya antara 1 hingga 3 minggu setelah proses taaruf.
Kontrak
Tahap terakhir adalah melakukan akad nikah. Inilah momen krusial dimana individu resmi menjadi suami istri. Dalam Islam, akad nikah merupakan suatu hal yang sangat sakral dan harus dilakukan sesuai dengan syariat agama. Pesta pernikahan yang mewah bukanlah suatu keharusan, yang terpenting adalah melaksanakan akad secara sederhana dan sesuai kemampuan finansial.