Para pembuat adrem di padukuhan Piring II adalah anggota dari Paguyuban Adrem Mawar Merah. Sejak tahun 2015 hingga saat ini, terdapat empat produser adrem yang tergabung dalam asosiasi tersebut. Setiap produsen biasanya mempekerjakan 6-8 orang pembuat adrem.
Dewi merupakan adrem producer yang kini mempunyai 6 orang karyawan. Semua karyawannya dulunya adalah pembuat alamat individu. Di bawah naungannya, Dewi memproduksi adrem dengan merek Adrem Mawar Merah Mbak Dewi. Setiap harinya Dewi bisa menghasilkan hampir 50 kilogram adrem.
“Kalau hari biasa bisa di bawah 50 kilogram, dan di akhir pekan bisa di atas 50 kilogram,” kata Dewi.
Permintaan jelang lebaran bisa meningkat dengan produksi hingga satu kuintal dengan omset kotor Rp 60 juta. Keuntungan tersebut tidak akan didapat jika pembuat adrem masih beroperasi secara individual.
Menurut Dewi yang juga salah satu penggagas Paguyuban Adrem Mawar Merah, kelompok tersebut dibentuk untuk membantu para pembuat adrem agar bisa memasarkan adremnya lebih luas lagi. Sebelum bergabung dalam paguyuban, masing-masing pembuat adrem hanya memasarkan adremnya ke penjual kue keliling, warung makan, atau pasar tradisional terdekat.
Setelah komunitas terbentuk, maka hasil produksi adrem dapat diserap lebih luas di daerah lain. Keberadaan masyarakat juga menjadi daya tarik wisatawan untuk datang dan menjadikan adrem sebagai oleh-oleh.
Untuk memperluas potensi pasar, Dewi pun berinovasi dengan membuat adrem dengan berbagai varian rasa seperti melon, strawberry, dan durian. Inovasi ini bertujuan untuk menjangkau semua kalangan.