Hubungan yang penuh kekerasan, atau hubungan yang tidak sehat, adalah situasi di mana pasangan mengkhawatirkan satu sama lain melalui perilaku yang merugikan secara fisik, emosional, atau psikologis. Ciri-ciri hubungan yang penuh kekerasan adalah:
1. Kekerasan fisik: Pasangan yang terlibat dalam hubungan yang penuh kekerasan sering kali menggunakan kekerasan fisik sebagai cara untuk mengontrol atau menyakiti pasangannya. Hal ini dapat berupa pukulan, tendangan, atau cedera fisik lainnya.
2. Penghinaan atau pelecehan verbal: Pasangan yang melakukan kekerasan cenderung menghina, mempermalukan, atau melecehkan pasangannya secara verbal. Hal ini dapat berdampak negatif pada kepercayaan diri dan kesejahteraan emosional korban.
3. Kontrol yang berlebihan: Pasangan yang berada dalam hubungan yang penuh kekerasan sering kali ingin mendominasi dan mengontrol pasangannya. Mereka mungkin membatasi kebebasan, memantau aktivitas, atau mengambil keputusan atas nama korban.
4. Isolasi sosial: Salah satu tanda hubungan yang penuh kekerasan adalah jika pasangan mencoba mengisolasi korban secara sistematis dari teman dan keluarganya. Hal ini dilakukan agar korban semakin bergantung pada pasangannya dan merasa tidak mendapat dukungan sosial.
5. Penolakan terhadap perasaan dan kebutuhan korban: Pasangan yang melakukan kekerasan sering kali tidak memperhatikan, tidak menghargai, atau menolak kebutuhan dan perasaan korban. Hal ini menciptakan ketidakseimbangan dalam hubungan dan dapat menyebabkan penurunan kesejahteraan korban secara keseluruhan.
Mengenali ciri-ciri hubungan yang penuh kekerasan adalah penting agar korban dapat melindungi dirinya dan mencari bantuan yang mereka perlukan. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal berada dalam hubungan yang penuh kekerasan, penting untuk mencari bantuan dari sumber tepercaya seperti keluarga, teman, atau lembaga kekerasan dalam rumah tangga.