NEWS

8 Fakta Mengejutkan Tentang Sleep Paralysis, Ternyata Bisa Dijelaskan Secara Ilmiah

8 Fakta Mengejutkan Tentang Sleep Paralysis, Ternyata Bisa Dijelaskan Secara Ilmiah


Kelumpuhan tidur tidak akan membunuh orang yang mengalaminya. Meskipun tidak dapat disangkal bahwa kelumpuhan tidur bisa sangat menakutkan, namun sebenarnya ini adalah fenomena yang tidak berbahaya. Hingga saat ini, belum ada catatan klinis mengenai kematian akibat kelumpuhan tidur. Meski begitu, banyak orang yang mengalaminya merasa nyawanya dalam bahaya, terutama karena penjelasan budaya yang terkait dengan fenomena ini.

6. Penyebabnya belum diketahui

Meski para ilmuwan mengetahui bahwa kelumpuhan tidur berkaitan dengan REM, mereka masih belum yakin apa penyebab fenomena ini. Meski pola tidur yang terganggu bisa menjadi faktor utama, namun obat-obatan, stres, kecemasan, depresi, kurang tidur, tidur tengkurap, dan gangguan tidur lainnya diduga juga memicu kondisi tidur ini.

Beberapa ahli juga percaya bahwa kelumpuhan tidur bisa diturunkan. Jika ada anggota keluarga yang sering mengalami sleep paralysis, bisa jadi orang tersebut juga mengalaminya. Namun, belum ada penjelasan ilmiah mengenai penyebab kondisi ini.

7. Berada di Ambang Kesadaran

Pada saat kelumpuhan tidur, seseorang berada dalam kondisi antara tidur dan terjaga. Ini adalah kondisi kesadaran lumpuh yang terjadi antara terjaga dan tidur dan dapat berlangsung selama beberapa detik atau menit. Sleep paralysis membuat indera kita sangat sadar, pikiran kita aktif, namun tubuh kita tidak sadar.

Di ruang yang tidak diketahui ini, pikiran menganggap mimpi buruk sebagai pengalaman nyata yang membuat kita melihat entitas hantu atau makhluk luar angkasa. Inilah sebabnya mengapa kita dapat mengingat episode-episode menakutkan ini lebih jelas daripada mimpi biasa atau mimpi buruk, karena dalam mimpi saat bangun tidur, kita tidak dapat membedakan mana yang nyata dan mana yang tidak.

8. Sering Terjadi

Kelumpuhan tidur lebih umum terjadi daripada yang kita kira. Sekitar 8% populasi bumi pernah mengalami fenomena ini sekali dalam hidupnya. Meski sering dialami pertama kali pada masa remaja, siapa pun, baik pria maupun wanita, bisa mengalami kelumpuhan tidur.

Exit mobile version