Belanja impulsif adalah perilaku konsumen, dimana seseorang melakukan pembelian berdasarkan keinginan sesaat, tanpa memikirkan kebutuhan atau dampak jangka panjang. Belanja impulsif dapat menjadi masalah bagi banyak orang karena dapat mengganggu keuangan pribadi dan menimbulkan konsekuensi negatif. Salah satu cara untuk menghindari belanja impulsif adalah dengan membatasi akses belanja dan e-commerce. Di era digital ini, kemudahan melakukan pembelian secara online semakin besar dengan adanya aplikasi belanja dan website e-commerce. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol akses kita terhadap platform ini.
2. Pertimbangkan kembali fungsi barang tersebut
Mempertimbangkan kembali fungsi barang merupakan salah satu cara efektif untuk menghindari belanja impulsif. Banyak di antara kita yang tergoda untuk membeli barang baru hanya karena desainnya yang menarik, atau keinginan sesaat yang muncul. Namun, sebelum melakukan pembelian, penting untuk mempertimbangkan kembali fungsi sebenarnya dari barang tersebut. Sebelum membeli sesuatu, tanyakan pada diri Anda apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya untuk memenuhi keinginan sesaat. Pertimbangkan apakah barang tersebut akan memberikan manfaat jangka panjang, atau hanya akan digunakan beberapa kali saja. Jika barang tersebut memiliki fungsi yang kurang lebih mirip dengan barang yang sudah Anda miliki, maka mungkin tidak perlu membelinya. Selain itu, pertimbangkan juga dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembelian impulsif.
3. Mengalokasikan pendapatan untuk tabungan dan investasi
Belanja impulsif merupakan perilaku konsumtif yang sering dilakukan banyak orang. Perilaku ini dilakukan berdasarkan keinginan sesaat tanpa memikirkan akibat jangka panjangnya. Apalagi dengan berkembangnya teknologi dan kemudahan berbelanja online, semakin banyak masyarakat yang tergoda untuk berbelanja secara impulsif. Namun, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk menghindari belanja impulsif. Salah satu caranya adalah dengan mengalokasikan pendapatan untuk tabungan dan investasi. Dengan mengelola keuangan dengan baik, kita bisa memprioritaskan menyisihkan sebagian pendapatan bulanan kita untuk tabungan atau investasi. Menyisihkan penghasilan bulanan untuk ditabung mempunyai banyak manfaat.
4. Pahami batasan penghargaan diri
Self-reward merupakan salah satu metode yang biasa digunakan untuk memotivasi diri sendiri. Namun jika tidak dikelola dengan baik, self-reward juga dapat memicu perilaku konsumen. Dalam konteks belanja impulsif, self-reward bisa menjadi alasan untuk membeli barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan. Untuk menghindari belanja impulsif berdasarkan self-reward, kita perlu mengenali dan memahami batasan self-reward yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan finansial kita. Pertama, kita perlu menentukan imbalan yang berguna dan memberikan kepuasan jangka panjang, seperti bepergian atau berinvestasi untuk masa depan. Hindari membeli barang hanya untuk memenuhi keinginan sementara.
5. Membuat daftar belanjaan dan anggarannya
Mengenai cara menghindari belanja impulsif, salah satu langkah yang sangat penting adalah membuat daftar belanjaan dan anggarannya. Membuat daftar belanjaan akan membantu kita mengatur kebutuhan dan keinginan kita terhadap apa yang ingin kita beli. Dengan begitu, kita bisa melihat dengan jelas apa yang sebenarnya penting dan apa yang sebenarnya bisa ditunda atau dihindari. Pertama-tama, kita perlu menuliskan semua kebutuhan yang harus dibeli. Mulailah dengan barang-barang yang sangat penting dan harus segera dibeli, seperti makanan, tagihan bulanan, atau kebutuhan rumah tangga yang mendesak. Setelah itu, kita daftarkan keinginan-keinginan yang non-esensial, seperti barang fashion atau barang-barang yang hanya ingin kita miliki. Setelah membuat daftar, langkah selanjutnya adalah membuat anggaran belanja. Pastikan jumlah anggaran yang ditentukan realistis dan masih bisa ditampung oleh pendapatan kita.
6. Beri diri Anda istirahat dan periksa kembali kebutuhan Anda
Untuk menghindari belanja impulsif, ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan, salah satunya adalah dengan berhenti sejenak dan mengecek kembali kebutuhan Anda. Memberi jeda merupakan tindakan penting sebelum kita memutuskan untuk membeli suatu barang. Saat kita tergoda untuk membeli sesuatu, berilah kita waktu untuk berpikir tenang. Kesenjangan ini bisa memakan waktu beberapa jam, hari, atau bahkan minggu. Tujuannya adalah memberi waktu pada diri Anda untuk memikirkan kembali apakah barang tersebut benar-benar dibutuhkan atau hanya keinginan sementara. Selama istirahat ini, kita bisa mengecek kembali kebutuhan kita. Pertanyaan yang perlu diajukan adalah apakah barang tersebut merupakan kebutuhan mendesak atau hanya sekedar keinginan sementara.