Dikutip dari kitab Syarh Maulid ad-Diba’i karya Sayyid Muhammad al-Maliki, ada beberapa alasan mengapa disunnahkan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
1. Sebagai perasaan bahagia
Merayakan Maulid Nabi merupakan wujud perasaan bahagia dan gembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Abu Lahab, orang yang membenci dakwah Nabi, diringankan siksanya di neraka setiap hari Senin karena bahagia dan bahagia dengan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bahkan Abu Lahab membebaskan budaknya yang bernama Tsuwaibah sebagai wujud kebahagiaannya.
2. Sebagai rasa syukur
Kelahiran Nabi Muhammad SAW tak hanya membawa kebahagiaan, tapi juga rasa syukur. Dengan lahirnya Nabi Muhammad SAW manusia menemukan cahaya agama Islam. Tentunya kita sebagai umat Nabi harus merasa bersyukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, dengan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW.
3. Bukti Cinta Allah SWT
Alasan selanjutnya adalah bukti dan wujud cinta Allah SWT. Allah memerintahkan kita untuk berbahagia, karena Allah memberi kita rahmat dan pertolongan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an, “Katakanlah (Muhammad), ‘Demi karunia dan rahmat Allah, hendaklah mereka bersukacita.” (QS Yunus: 58).
Kelahiran Nabi Muhammad SAW merupakan anugerah terbesar yang Allah berikan kepada kita. Al-Qur’an menegaskan bahwa Nabi Muhammad diutus sebagai wujud kecintaan Allah terhadap alam semesta.
4. Meningkatkan rasa cinta kepada Nabi dan menguatkan keimanan
Perayaan Maulid Nabi ditandai dengan sejarah hidup Nabi, mulai dari kelahirannya, akhlaknya, ciri-ciri fisiknya, kemuliaan dan mukjizat yang diberikan Allah kepada Nabi. Hal ini akan menambah rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW dan menjadikan kita semakin kokoh keimanannya.
Kemudian, perayaan Maulid Nabi juga menjadi wadah mengajak umat Islam untuk melantunkan sholawat kepada Nabi.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an bagi umat Islam untuk membaca shalawat, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya mempersembahkan shalawat kepada Nabi. (QS Al-Ahzab : 56).