1. “Tresnoku seolah-olah kata Simpan.”
(Cintaku seperti kata simpan)
2. Oh, mungkin aku akan minum kopi, aku akan minum teh sesekali, aku akan mengerti yen urip dan aku mungkin akan merasa pahit, tapi itu sangat sulit.”
(Jangan hanya minum kopi, minumlah teh sesekali agar kamu tahu bahwa hidup ini bukan hanya pahit tapi juga pahit)
3. “Aku akui conco, tapi aku ingin menyusul Mulyo. Saat aku conco, Ciloko malah menerjang.”
(Mengaku sahabat tapi hanya ingin terkenal. Kalau sahabat ada masalah dia pergi)
4. “Truk wae duwe trailer, mosok kowe ora duwe trailer?”
(Bahkan truk pun punya partner, kenapa tidak punya partner?)
5. “Yen jangan terlalu diperhatikan, kamu tidak akan terlilit hutang karena aku.”
(Jika aku melihat sorot matamu, sepertinya kamu akan berhutang padaku)
6. “Urip iku koyo kopi, yen ndak iso nikmati rasa panggah pait.”
(Hidup itu ibarat secangkir kopi, jika tak bisa dinikmati yang dirasakan hanya pahit)
7. “Bojo ki yang asli selalu biasa saja, mergo ayu ki paling lama 20 tahun wes ilang ayune. Jadi Bojo biasa saja, sampek tuek yo masih biasa.”
(Istri sebenarnya lebih awet dari pada yang biasa, karena wajah cantik paling lama hanya bertahan 20 tahun. Kalau istri biasa, dia akan tetap sama sampai tua)
8. “Truk wae nduwe trailer, mosok kowe ora nduwe trailer?”
(Bahkan truk punya sepasang, kenapa kamu tidak punya?)
9. “Gak usah muluk-muluk soal pacaran, yang penting sebarkan ajakan teko.”
(Kencan gak usah pamer, yang penting tiba-tiba kirim undangan)
10. “Cintaku padamu mengikuti kamera, fokusmu masih kabur.”
(Cintaku hanya fokus padamu seperti kamera, hanya fokus padamu, yang lainnya kabur)
11. “Camilanmu lemah, ning memenuhi hatiku.”
(Meskipun tubuhmu besar, tapi tetap muat di hatiku)
12. “Pantas saja kruku tidak lemah. Sing tidak bergantung pada harapan palsu.”
(Pantas saja badanku tidak gemuk. Yang kumakan hanyalah harapan palsu)
13. “Ojo goda bojone wong. Biarkan bojone wong bernyanyi menggoda kita.”
(Jangan menggoda istri orang lain. Biarkan istri mereka yang menggoda kita)
14. “Nenek sayang bilang, Ojo terus coding. Aku duduk di brankas dan aku butuh kode.”
(Kalau kamu sayang aku, jangan asal kasih kodenya. Aku bukan brankas yang butuh kode)
15. “Tresno iku mergo ati, ra will owah presse die.”
(Cinta datang dari hati, tidak akan berubah sampai mati)
16. “Cairanmu manis, seperti gula.”
(Kamu manis, seperti gula)
17. “Kuwi sayang kadang keripik telo retak, iso hancur nek ra ati-ati ne ngoowo.”
(Cinta itu kadang ibarat keripik singkong, bisa hancur kalau tidak hati-hati membawanya)
18. “Jare Simbok timbang Pokemon, Luwih Becik Golek Jodo, Simbok mau gendong Putu, Sidu gendong Pikachu.”
(Mama bilang dari pada cari Pokemon mending cari jodoh, mama mau menimang cucu, bukan Pikachu)
19. “Nenek, nanti jadi pasangan, Nek, kamu tidak akan menikah, tapi kamu tidak akan diundang karena kamu menyumbangkan lagu yang gagal.”
(Kalau cocok ya cocok, kalau tidak cocok aku ajak sambil nyanyi lagu Kandas)
20. “Orang yang penuh nafsu akan kalah dengan orang yang berilmu.”
(Yang berlipstik akan kalah dengan yang berilmu)
21. “Rasanya aku sedang romantis nek, endingnya mungkin tragis. Lebih baik lucu tapi endingnya manis.”
(Tidak perlu romantis, kalau endingnya tragis saja. Lebih baik lucu tapi endingnya manis)
22. “Kula paham kalau aku bisa menitipkan rezekiku pada nenekku. Tapi Gusti, Nenek menitipkan kathah sekedhikku kepadaku.”
(Saya tahu rejeki itu titipan. Tapi kalau dititipkan, lebih sedikit lagi ya Tuhan)
23. “Cukuplah hidupmu sayang, kerinduan ini akan segera hilang.”
(Hanya melihatmu yang kucintai, kerinduan ini akan segera hilang)
24. “Asline aku ki setia, Ning akeh seng ra percoyo!”
(Sebenarnya saya setia, tapi banyak orang yang tidak percaya)