NEWS

10 Mekanisme Bela Diri, Mengenal Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya

10 Mekanisme Bela Diri, Mengenal Pengertian, Ciri-Ciri dan Contohnya


Penyangkalan atau dalam bahasa Inggris disebut denial merupakan suatu mekanisme pertahanan diri yang sering digunakan manusia untuk menghindari atau menolak kenyataan yang tidak menyenangkan atau sulit diterima. Mekanisme ini melibatkan pengabaian fakta atau kebenaran yang ada, serta penghindaran tanggung jawab atas konsekuensi yang mungkin terjadi.

Dalam mekanisme pertahanan diri ini, seseorang secara tidak sadar menolak atau menyangkal bahwa sedang terjadi sesuatu yang tidak diinginkan atau mengancam. Penolakan ini dapat terjadi karena individu merasa tidak siap atau tidak mampu menghadapi kenyataan tersebut.

Contoh umum dari penolakan ini adalah ketika seseorang tidak menerima kenyataan bahwa hubungannya dengan pasangannya telah berakhir. Mereka mungkin terus-menerus berharap bahwa segala sesuatunya akan berubah, dan menolak untuk melihat tanda-tanda jelas bahwa hubungan mereka telah berakhir.

Selain itu, penolakan juga dapat terjadi dalam situasi yang lebih buruk seperti kecanduan. Misalnya, seorang pecandu alkohol mungkin menyangkal bahwa dirinya mempunyai masalah minum, padahal jelas bahwa alkohol berdampak negatif pada kehidupannya.

Meskipun penolakan dapat memberikan perlindungan sementara dari stres atau kecemasan yang tidak diinginkan, mekanisme ini tidak sehat dalam jangka panjang. Menghadapi dan mengakui kenyataan merupakan langkah awal yang penting dalam mengatasi masalah dan berkembang menjadi individu yang lebih baik.

2. Represi (Pengekangan)

Represi adalah mekanisme pertahanan diri yang digunakan individu untuk menghadapi situasi yang tidak nyaman atau mengancam. Mekanisme ini melibatkan penindasan atau penindasan terhadap perasaan, ingatan, atau desakan yang menurut individu tidak dapat ditoleransi atau tidak dapat diterima.

Dalam reaksi pertahanan ini, individu secara tidak sadar menolak atau menekan pikiran, perasaan, atau ingatan yang menimbulkan kesusahan atau kecemasan. Tujuannya adalah untuk melindungi diri dari pengalaman yang mungkin terlalu menyakitkan atau berbahaya bagi kesejahteraan mental dan emosional individu.

Represi dapat terjadi dalam berbagai situasi atau konteks kehidupan. Misalnya, seseorang yang mengalami peristiwa traumatis mungkin menggunakan represi untuk menekan ingatan akan peristiwa tersebut sebagai cara untuk melindungi dirinya dari rasa sakit dan tekanan yang terkait dengan ingatan tersebut.

Meskipun represi dapat memberikan perlindungan sementara terhadap pengalaman tidak menyenangkan, namun dalam jangka panjang, mekanisme ini dapat menyebabkan gangguan psikologis. Represi sering dikaitkan dengan masalah kecemasan, depresi, dan kesulitan mengatur emosi.

Secara keseluruhan, represi atau pengekangan adalah mekanisme pertahanan diri yang melibatkan penekanan pikiran, perasaan, atau ingatan yang tidak dapat ditoleransi oleh individu. Meskipun mekanisme ini mungkin memberikan perlindungan sementara, penting untuk diingat bahwa menghadapi pengalaman tidak nyaman secara sehat adalah tindakan terbaik untuk kesejahteraan mental jangka panjang.

Exit mobile version